Cute Snake

Thursday, 28 February 2013

Jenis-jenis ular

      Ada banyak jenis ular di dunia mulai dari yang sangat berbisa (high venom) sampai yang tidak berbisa (no venom). Di bawah ini ada beberapa jenis ular yang sering kita lihat di televisi atau pun sering kita jumpai di Indonesia.



Ular Pucuk (Ahaetulla Prasina)
Ular pucuk adalah nama sekelompok ular berbisa lemah yang tidak berbahaya dari marga Ahaetulla, suku Colubridae. Dinamai demikian karena bentuk ular-ular ini menyerupai pucuk sulur-suluran di hutan: panjang, lampai dan umumnya berwarna hijau.
Dalam bahasa Inggris, ular-ular ini disebut dengan nama umum vine snake atau whip snake, yang mengacu kepada bentuk-bentuk yang sama seperti diuraikan di atas.
Ular-ular pucuk termasuk berbisa lemah. Artinya, meski bisanya cukup kuat untuk melumpuhkan mangsanya (misalnya kodok, kadal atau burung kecil), namun tidak berbahaya bagi manusia. Tak seperti ular-ular kobra atau bandotan, taring bisanya terletak di bagian belakang rahang atasnya (opisthoglypha).


Ular Kawat (Rhamphotyphlops braminus) 
Ular kawat merupakan sejenis ular yang terkecil di dunia. Nama ilmiahnya adalah Ramphotyphlops braminus (Daudin, 1803). Sementara nama-namanya dalam bahasa lain adalah common blindsnake, Brahminy blindsnake, flowerpot snake, bootlace snake (Eng.); ular kawat, ular cacing (Ind.), ular duwel (Jw.)



Ular Kepala-dua (Cylindrophis ruffus) 
 Ular kepala-dua adalah sejenis ular primitif yang tidak berbisa. Dinamai demikian, karena perilakunya manakala merasa terganggu, ular ini menegakkan ekornya seolah-olah di situlah letak kepalanya pada kenyataannya kepala yang sesungguhnya disembunyikannya di bawah gulungan badannya.
Ular ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti, oray totog atau oray teropong (Sd.), majara (Toraja), ular gelenggang, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Red-tailed Pipe Snake atau Common Pipe Snake, sementara nama ilmiahnya adalah Cylindrophis ruffus (Laurenti, 1768).


Ular Sanca (Python reticulatus)
Sanca kembang adalah sejenis ular tak berbisa yang berukuran besar. Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 10 meter. Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan. Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular sawah; sawah-n-etem (Simeulue); ular petola (Ambon); ular patola (Manado) dan dalam bahasa Inggris reticulated python atau kerap disingkat retics.




Blood Python/Dipong  (Python curtus) 
Kita di Indonesia mengenalnya dengan nama Dipong. Daerah penyebarannya di Sumatera yang berwarna cream/merah dan Kalimantan yang memiliki corak dasar hitam. Merupakan jenis ular yang tidak memiliki racun. Jika sedang menyerang, dia bisa seperti mempunyai pegas yang dapat melentingkan tubuhnya ke sasaran. Diketahui bisa mencapai 2meter, meskipun pada umumnya kita lebih banyak menemukan dengan ukuran rata-rata hanya 1,2meter. Meskipun bukan ular yang berbadan panjang, dipong bisa mencapai lebih dari 10kg dikarenakan dia memiliki lingkar badan yg besar. Biasa hidup di hutan hujan dan sering ditemukan di sepanjang pinggiran sungai. Jadi memang dipong membutuhkan lingkungan hidup yang mempunyai kelembaban tinggi



Ball Python (Python regius)
Ball phyton merupakan salah satu jenis ular yang paling polpuler di dunia . Ball phyton pada umumnya ular yang pemalu, karena itu membuat mereka menjadi peliharaan yang ideal bagi para pemula. Jenis ular ini sangat bersahabat, dengan ukuran yang kecil sangat mudah perawatannya dan mempunyai warna dan pola yang unik.  
Ball phyton berasal dari Afrika Tengah dan Barat, berkembang  biak di daerah tropis yang hangat.  Mereka dikenal sebagai python kerajaan (regius phyton) di berbagai belahan dunia dan dihormati di beberapa daerah di Afrika. 





Leiopython Albertisii (gold albertisi) & Leiopython Hoserae (black albertisi)
Kepalanya hitam dengan warna badan kuning dan ada juga yang hitam. Disamping mulutnya berwarna putih dengan garis zigzag, sehingga kita melihatnya seperti dia memiliki gigi yang besar-besar.


Albertisi cukup digemari karena selain coraknya yang indah biasanya bertemperamen tinggi dan menjadikan para snake lovers mencoba untuk menjinakkannya.. ia pun mudah stres dan masa adaptasinya aga lama, namun karakternya tidak seperti gtp, ia lebih mudah untuk dijinakkan.
gold albertisi panjang ketika adult bisa mencapai 2,13 meter, lebih pendek dibanding saudaranya




Chondro (Morelia Viridis)
Green Tree Phyton (GTP) atau biasa di sebut "Chondro" (di ambil dari nama genusnya Chondro phyton) Merupakan ular yang unik karena melalui fase perubahan warna dalam kehidupannya. Ketika kecil berwarna merah, orange ataupun kuning. Kala remaja ketika mulai berubah warna akan memiliki perpaduan dari warna dasar ke warna hijau. Dan ketika dewasa normalnya berubah menjadi warna hijau. Memiliki strip maupun spot bermacam-macam dengan variasi warna mulai dari hijau, putih sampai agak kekuningan. Diketahui pula dia bisa mempunyai perubahan warna menjadi biru ketika dewasa.


Patola Phyton


Patola python masuk dalam keluarga phyton dan tidak berbisa. Hidup di hutan hujan dan lebih banyak di permukaan tanah. Penyebarannya mulai dari Papua sampai Australia.
Jenis dan asal Patola:
1.Morelia Amethistine (Irian jaya)
2.Morelia Clastolepis (Seram)
3.Morelia Tracyae (Halmahera)
4.Morelia Nauta (Tanimbar)


Carpet Python (Morelia spilota)
 Carpet phyton merupakan salah satu keluarga Morelia ular yang hidup di hutan hujan sampai pinggiran sungai. Bisa ditemukan mulai dari Australia sampai Papua Guinea. Memiliki ukuran max antara 2-4meter. Usia mencapai 20th. Ular yang aktif di malam hari dan berkembang biak dengan bertelur 10-40butir. Merupakan jenis ular pohon yang suka bergerak diantara pepohonan meski dia juga suka berada di dataran.

No comments:

Post a Comment